Pesan Moral KH Nasichun Isa Mufti di Peringatan HUT RI ke-76

- 17 Agustus 2021, 16:54 WIB
Pengasuh pondok pesantren (Ponpes) Mahadut Tholabah Puteri KH A. Nasichun Isa Mufti
Pengasuh pondok pesantren (Ponpes) Mahadut Tholabah Puteri KH A. Nasichun Isa Mufti /Kabar Tegal//Dasuki Raswadi

KABAR TEGAL - Pengasuh pondok pesantren (Ponpes) Mahadut Tholabah Puteri KH A. Nasichun Isa Mufti dalam amanat detik - detik proklamasi kemerdekaan ke 76 Republik Indonesia menyampaikan ajakan seluruh elemen bangsa untuk bergotong royong dalam menghadapi berbagai cobaan yang tengah melanda bangsa ini.

Menurutnya tema, Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh, bisa dicapai dengan bahu-membahu, saling bergandeng tangan, dan bergotong-royong dalam satu tujuan. Tangguh dalam menghadapi pandemi, tangguh melalui berbagai ujian, dan terus tumbuh dalam menggapai cita-cita bangsa.

"Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa meridhoi dan mempermudah upaya bangsa Indonesia meraih Indonesia Maju yang kita cita- citakan" ujar KH Nasichun.

Dibagian lain sebagai inspektur upacara Hari Ulang Tahun Ke 76 Kemerdekaan Republik Indonesia, KH Nasichun mengisahkan dua tokoh Ponpes Mahadut Tholabah yakni KH Muhammad Syafii dan KH Maksum Mufti yang merupakan putra KH Mufti Salim.

Baca Juga: DPC PDIP Kabupaten Tegal Gandeng Anggota DPR Dewi Aryani Dirikan Dapur Umum

Keduanya mati syahid ditembak Belanda, dua tokoh KH Maksum Mufti dan KH. Muhammad Syafii lewat Hissbullah aktif menyusun kekuatan melawan Belanda. Mengetahui Belanda menyerbu Ponpes KH Maksum Mufti berusaha menyelamatkan diri. Ditengah perjalanan ia kembali ke pondok lantaran kopiahnya tertinggal. Naas kepergok Belanda dan ditembak mati ditempat.

Sementara KH Muhammad Safii ditangkap dan diseret pakai kuda hingga hutan Kalibakung. Kemudian dieksekusi mati dengan cara ditembak dan dikubur dalam satu liang lahat bersama 16 pejuang lainnya.. "Konon tempat tersebut merupakan tempat eksekusi para pejuang NKRI yang mayoritas dari personil Angkatan Laut pada agresi Belanda ke dua " terangnya.

Diceritakan, sebelum dibunuh mereka para pejuang disiksa sedemikian rupa, bahkan ada yang dikubur hidup-hidup bersama yang sudah syahid. Dua dari 16 syuhada yang dieksekusi mati oleh penjajah Belanda dan dikubur massal yakni KH. Muhammad Syafii bin KH Mufti dari Babakan dan H Muhammad Yahya bin Sejan dari Karangjambu "Semoga kita bisa meneruskan perjuangan para ulama dan para pendiri bangsa," terangnya.

Baca Juga: Aliansi Masyarakat Guci Bersatu Geruduk DPRD Kabupaten Tegal, Minta Obyek Wisata Guci Dibuka

Menurut KH Nasichun oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono, memerintahkan prajurit TNI AL di Tegal untuk memindahkan makam dari lubang pembantaian oleh tentara Belanda ke Komplek Perjuangan TNI AL atau Makam Pahlawan Wana Samudera, Kalibakung, Kabupaten Tegal.

Halaman:

Editor: Dasuki Raswadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x