KABAR TEGAL - Pandemi Covid-19 berdampak di segala sektor, terutama sektor wisata dan kuliner. Tidak sedikit pelaku usaha, baik kecil, menengah bahkan skala besar yang gulung tikar karena tak mampu bertahan ditengah lesunya perekonomian.
Dampak siginifikan juga dirasakan oleh pelaku usaha kuliner di kawasan obyek wisata Guci, Kabupaten Tegal. Penutupan kawasan Guci yang telah dialami selama beberapa bulan kebelakang membuat sebagian pengusaha lebih memilih menutup usahanya akibat tak mampu menutupi biaya operasional.
Lain halnya dengan Fauzan, wirausaha muda pemilik kedai kopi 'Gubug Shelter' ini memilih bertahan dengan tetap membuka kedai kopi miliknya. Namun, kedai tersebut bukan untuk menerima tamu penikmat dan pecinta kopi, tapi digunakan menjadi dapur umum yang menyediakan makanan bagi masyarakat sekitar yang terdampak pandemi.
Baca Juga: Sektor Pariwisata Kota Tegal Diharapkan Sukseskan Program Vaksinasi
Kedai yang berada tak jauh dari gerbang masuk Obyek Wisata Guci ini biasanya ramai pengunjung. Selain disambangi para pecinta kopi, kedai ini juga banyak dikunjungi para pendaki Gunung Slamet sebagai titik kumpul atau shelter bagi para pendaki.
Lama tutup, Fauzan akhirnya memilih untuk menjadikan kedai kopi miliknya sebagai dapur umum. Bersama belasan relawan lainnya Fauzan menyediakan makanan gratis untuk warga sekitar yang telah dijalaninya sejak pertengahan bulan Juli.
Pendirian dapur umum ini dikatakan Fauzan, berawal karena keprihatinan dirinya dan beberapa rekan melihat kondisi masyarakat sekitar obyek wisata yang sempat mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan makanan.
Baca Juga: Foto Viral Camat Abaikan Prokes, Polisi akan Periksa 4 Camat Sebagai Saksi
"Sempat ada informasi bahwa ada dua keluarga yang makan ubi karena tidak memiliki nasi, beberapa warga juga sampai menjual tabung gas hanya sekedar untuk membeli beras. Disitu kami tergerak, beberapa relawan mengumpulkan donasi hingga akhirnya kami putuskan untuk membuka dapur umum guna mensuplai kebutuhan makanan untuk mereka," jelas Fauzan.