Selain itu, minimnya pressure (tekanan) dari pihak Pemerintah Kabupaten Tegal terhadap masyarakat.
Ia memberikan contoh, masih ada masyarakat yang menggelar hajatan tanpa adanya tindakan tegas dari pihak pemerintah.
Baca Juga: Operasi Yustisi, 75 Pelanggar Prokes di Slawi Terjaring Satgas Covid-19
"Itu terjadi di wilayah Mejasem, Gembongdadi sampai klaster baru di Warureja, itu cukup meledak," katanya.
Kemudian, ia juga menyinggung tempat-tempat prostitusi yang masih marak di Kabupaten Tegal.
Berdasarkan informasi dari laporan warga, tamu-tamu dari tempat-tempat prostitusi tersebut berasal dari luar kota, ia menduga ini juga penyebab terjadinya lonjakan virus Covid-19.
"Peleman, Munjungagung, Karanggondang, tamunya rata-rata orang luar daerah, boleh dibilang kita kecolongan terkait masalah ini," tegasnya.
Untuk itu, Rudi meminta Satgas Covid-19 dapat menyikapi persoalan-persoalan yang terjadi di lapangan.
"Tolong sikapi persoalan-persoalan ini, demi masyarakat Kabupaten Tegal," pungkasnya.***