Sepi Job Karena Pandemi, Aliansi Pekerja Seni Kota Tegal Ngadu ke DPR

- 20 Maret 2021, 05:20 WIB
Perwakilan dari para pekerja seni Kota Tegal mengadu ke DPRD akibat sepinya job karena pandemi
Perwakilan dari para pekerja seni Kota Tegal mengadu ke DPRD akibat sepinya job karena pandemi /Kabar Tegal/DPRD Kota Tegal

KABAR TEGAL - Sejumlah perwakilan dari para pekerja seni Kota Tegal yang tergabung didalam Aliansi Sound System Organiser Pekerja Seni Indonesia ( ASSOPSI) mengadu ke Ketua DPRD Kota Tegal, terkait mati surinya pekerja seni selama masa pandemi covid 19, Jumat (19 Maret 2021) siang.

Salah seorang anggota Assopsi, Woto, yang kerap berprofesi sebagai MC dalam setiap pertunjukan orgen tunggal mengatakan bahwa selama setahun lebih para pekerja Seni nyaris lumpuh dan bahkan mati suri karena dilarangnya pertunjukan atau keramaian selama masa pandemi Covid 19.

"Namun selama off itu, kami tidak pernah mendapat perhatian khusus dari pemerintah, seperti halnya saat pemerintah memberikan bantuan terdampak covid. Kami diam tidak meributkan soal bantuan. Akan tetapi saat tempat hiburan seperti karaoke sudah mulai aitif kembali, mengapa pekerja seni pertunjukan seperti kami masih dilarang?," kata Woto.

Baca Juga: Komisi III DPRD Kota Tegal Panggil Kepala Disperkim Terkait Rusunawa Kraton

Menurut Woto, maksud kedatangan dirinya bersama sejumlah anggota Assopsi ke DPRD adalah pertama memibta dukungan DPRD secara kelembagaan agar dapat memfasilitasi keberadaan pekerja seni pertunjukan supaya bisa aktif kembali.

"Kami inginnya aktif kembali seperti biasanya walaupun dengan aturan - aturan protokoler kesehatan guna mendukung putusnya rantai persebaran covid 19. Kami akan patuhi protokoler itu semua. Kedua, jikalau keinginan kami tidak bisa dikabulkan, mohon beri kami solusi agar dapur kami tetap ngebul, karena jujur saja, mata pencaharian kami saat ini hanya melalui pentas seni pertunjukan," tegas Woto.

Kaitan hal itu, Ketua Assopsi, Lukman Baehaqi membenarkan bahwa kondisi mati surinyanpara pekerja seni sudah memuncak karena sejak Maret 2020 hingga Maret 2021 nyaris tak menghasilkan serupiah pun.

"Kami membawahi sekitar 100 pekerja seni untuk wilayah Kota Tegal. Semua terdiri dari pemilik usaha sound system, artis pemusik, artis penyanyi, MC, dan sejumlah pekerja pendukung lainnya. Nasib yang sama juga menimpa pekerja pre wedding organizer," kata Lukman.

Lukman menambahkan, saking lamanya tidak pentas pertunjukan, beberapa dari anggota kami hingga ada yang menjual perangkat sound system dan alat musiknya.

"Sementara bagi yang masih bertahan, alat musik dan sound systemnya sampai jamuren. Padahal di wilayah kota tetangga seperti Cirebon, Indramayu, sebagian Brebes dan Kabupaten Tegal saja sudah ada yang diperbolehkan pentas pertunjukan," ujar Lukman.

Halaman:

Editor: Lazarus Sandya Wella


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x