Network
KABAR TEGAL - Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana di wilayah eks Karesidenan Pekalongan, Bank Indonesia Tegal menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Mitigasi Risiko Potensi Bencana di Wilayah Eks Karesidenan Pekalongan".
Kegiatan ini menjadi sarana untuk memperkuat kerja sama antar lembaga pemerintah dalam merumuskan langkah mitigasi bencana yang lebih efektif.
Pada FGD ini, hadir perwakilan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), dua instansi yang berperan penting dalam pengelolaan risiko bencana.
Baca Juga: Hadir di MPLS SMAN 1 Kramat, BI Tegal Lakukan Edukasi CBP Rupiah, Gencar QRIS dan Kebanksentralan
Masing-masing lembaga memaparkan analisis terkini mengenai potensi bencana di wilayah tersebut, termasuk ancaman banjir, tanah longsor, gempa bumi, serta upaya penanggulangan yang perlu dilakukan saat bencana terjadi.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai daerah-daerah rawan bencana di eks Karesidenan Pekalongan.
Diharapkan, hasil diskusi ini dapat menjadi pedoman dalam merancang strategi mitigasi yang komprehensif dan berkelanjutan.
Selain itu, peserta juga diundang untuk berdiskusi secara aktif agar memastikan keberlanjutan tugas Bank Indonesia di tengah ancaman bencana.
Baca Juga: BI Tegal Sosialisasikan Cinta, Bangga dan Paham Rupiah lewat Pagelaran Wayang
Wilayah Pantura Barat merupakan kawasan yang strategis dengan berbagai aktivitas ekonomi dan infrastruktur yang penting. Namun, tantangan besar berupa risiko bencana, seperti banjir di Pekalongan, longsor di Kajen, dan potensi gempa di Brebes, perlu dikelola dengan baik.
