KABAR TEGAL - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah semakin menggencarkan upaya deteksi dini kasus tuberkulosis (TBC) dan gangguan kejiwaan melalui aplikasi inovatif Paijo-GR. Aplikasi ini dirancang sebagai super apps yang mengintegrasikan berbagai layanan kesehatan, termasuk skrining awal penyakit.
Terhubung dengan Kemenkes RI
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jateng, Irma Makiah, mengungkapkan bahwa aplikasi Paijo-GR kini terhubung dengan sistem Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI).
“Jika hasil skrining menunjukkan skor di atas ambang batas, data akan otomatis terkirim ke Kemenkes untuk tindak lanjut,” jelas Irma dalam sosialisasi melalui Zoom, Kamis, 28 November 2024.
Baca Juga: Luncurkan USAID Bebas-TB, Pemkab Tegal Targetkan Eliminasi TBC di Tahun 2028
Kasus TBC dan Gangguan Kejiwaan di Jateng
Estimasi kasus TBC di Jawa Tengah mencapai 96 ribu kasus, namun temuan lapangan baru mencapai 76 ribu. Sementara itu, tingkat kasus depresi di Jateng juga cukup tinggi, menduduki peringkat kedua secara nasional. Irma mengimbau masyarakat untuk tidak malu memeriksakan diri dan segera mendapatkan pengobatan.
"Jika ada notifikasi positif, petugas puskesmas akan segera melakukan tindakan lanjutan," tambahnya.
Fitur Inovatif dalam Aplikasi Paijo-GR
Diluncurkan di masa pandemi Covid-19, Paijo-GR (Peningkatan Akses Layanan dan Informasi Kesehatan Jateng Online dengan Gotong Royong) dapat diunduh gratis di perangkat Android. Selain untuk skrining TBC dan kesehatan jiwa, aplikasi ini juga menyediakan layanan:
- Pendaftaran layanan Balkesmas.
- Pelaporan kegawatdaruratan melalui PSC 119.
- Informasi stok darah di kantor PMI.
Melalui inovasi ini, Pemprov Jateng berupaya meningkatkan akses layanan kesehatan dan menekan prevalensi penyakit di wilayahnya.***