Pemerintah RI Nyatakan Komitmen Tangani Infodemic

- 24 September 2020, 07:43 WIB
Menteri Kominfo RI  Jonny G. Plate
Menteri Kominfo RI Jonny G. Plate /

Jakarta. KabarTegal.com - Pemerintah Republik Indonesia menyuarakan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menangani infodemic. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyatakan Pemerintah memfokuskan perhatian pada maraknya disinformasi dan misinformasi yang memengaruhi penanganan Covid-19 dari sisi medis.

“Yang mendasari perjuangan Indonesia adalah semangat kolaborasi. Pekerjaan ini diimplementasikan dengan pendekatan pentahelix atau “lima spiral kerja sama” yang melibatkan pemerintah, sektor privat atau bisnis, akademisi, media, dan yang terpenting, masyarakat dan komunitas,” paparnya dalam Pertemuan United Nations General Assembly High-Level Side Event on Infodemic Management yang berlangsung secara virtual dari Jakarta, Rabu (23/09/2020).

Menurut Menteri Johnny penanganan pandemi Covid-19 bukan hanya masalah medis belaka. "Masalah yang lebih besar terletak pada masalah persepsi dan kepercayaan publik terhadap informasi karena terlalu banyaknya informasi yang beredar dan tidak sedikit dari informasi tersebut yang menyesatkan. Ini yang disebut sebagai infodemic,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Menteri Johnny menekankan pentingnya peningkatan literasi dan adopsi teknologi digital dalam upaya memberantas infodemic. Upaya itu menjadi bagian tak terpisahkan dalam penanganan pandemi Covid-19. Inisiatif itu harus dilakukan melalui pendekatan lintas pemangku kepentingan atau multi-stakeholders.

"Berkaca pada pengalaman kami dalam memberantas informasi palsu, Indonesia hanya fokus pada peningkatan literasi digital bangsa melalui berbagai kegiatan literasi digital. Solusi teknologi seperti media sosial, saluran informasi dan berita, chatbot, dan aplikasi berbasis mobile PeduliLindungi juga telah dikembangkan dan disebarkan untuk mendukung upaya penanggulangan infodemic," paparnya.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Johnny mengajak anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta badan terkait lainnya untuk bersama-sama menanggulangi penyalahgunaan informasi secara global. "Saya berharap pengalaman Indonesia akan memicu upaya serupa di negara lain dan mengembangkan kolaborasi yang bermanfaat antar bangsa. Infodemi adalah masalah bersama yang membutuhkan solusi kolektif di antara kita. Mari kita bekerja sama untuk mengatasi pandemi ini dengan selamat dan sehat,” ucapnya.

Menteri Johnny juga mengapresiasi upaya luar biasa Perserikatan Bangsa-Bangsa dan badan-badan di bawahnya, termasuk World Health Organization (WHO), dalam membantu negara di seluruh dunia untuk menavigasi keluar dari pandemi Covid-19. "Atas nama masyarakat Indonesia, saya ingin menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya WHO atas upaya luar biasa, tidak hanya dalam menyelenggarakan program ini, tetapi juga kerja keras mereka dalam membantu negara-negara di seluruh dunia untuk menavigasi keluar dari pandemi,” ungkapnya.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel A. Pangerapan yang ditunjuk sebagai perwakilan Indonesia dalam pertemuan tersebut, memaparkan upaya yang telah dilakukan oleh Indonesia dalam memerangi hoaks dan infodemic selama ini. “Sejauh ini, kita mengenal tiga jenis penyalahgunaan informasi, yaitu disinformasi, misinformasi, dan malinformasi,” tutur Dirjen Semuel.

Berdasarkan pemaparan Dirjen Semuel, terdapat tiga isu penyalahgunaan informasi Covid-19 yang sering muncul di Indonesia. Pertama, pemahaman yang kurang tepat dari masyarakat terkait situasi dan prosedur medis dalam penanganan Covid-19.
“Kedua, informasi yang kurang tepat terkait Covid-19. Dan ketiga, penyalahgunaan informasi terkait physical distancing dan protokol kesehatan lainnya yang menyebabkan meningkatnya kasus dugaan penipuan pada sektor ekonomi,” jelasnya.

Halaman:

Editor: Dasuki Raswadi


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x