KABAR TEGAL - Di Indonesia perayaan Isra’ Miraj akan disambut dengan berbagai macam tradisi unik yang telah melekat dan turun menurun sebagai budaya masyarakat.
Peristiwa bersejarah ini menjadikan umat muslim agar mengistimewakan peristiwa perjalanan Nabi Muhammad saw dari Mekah ke Masjidil Aqsa yang ditempuh hanya dalam waktu satu hari.
Berikut merupakan beberapa tradisi yang dilakukan oleh umat islam di berbagai wilayah Indonesia dilansir dari berbagai sumber:
1. Tradisi Khatam Kitab Arjo (Temanggung Jawa Tengah)
Dalam tradisi ini biasanya warga beramai-ramai melakukannya setelah shalat isya. Kegiatan diawali dengan pembacaan tahlil kemudian membaca kitab arja. Kita ini merangkum perjalanan Nabi Muhammad saw dalam isra miraj.
Baca Juga: Chord Gitar Pecah Seribu: Hanya Dia yang Ada Diantara Jantung Hati, Versi Original Elvy Sukaesih
2. Nganggung (Bangka Belitung)
Tradisi ini merupakan serangkaian acara adat yang menyerukan warga untuk berkumpul dan makan bersama. Uniknya, warga diminta untuk membawa makanan dari rumah masing-masing. Makanannya pun beragam, mulai terdiri dari nasi, lauk pauk, buah, kue dan yang lainnya.
3. Rejeban Peksi Buraq (Yogyakarta)
Masyarakat membuat dua jenis buraq. Buraq merupakan jenis burung yang dikendarai oleh Rasulullah dalam melakukan perjalanan isra miraj. Buraq tersebut dibuat menggunakan kulit jeruk bali yang akan dipasang diatas gunungan buah-buahan. Gunungan tersebut akan diarak dan dibagikan kepada warga.
4. Ngurisan (Lombok)
Tradisi ini merupakan upacara pemotongan rambut bayi yang baru lahir atau berusia 6 bulan dan dilakukan oleh tokoh agama setempat. Bayi-bayi tersebut akan dibawa ke masjid setempat dan sebagian rambut kecilnya akan dipotong.
Baca Juga: Jadwal Acara Net TV Hari Ini Selasa 1 Maret 2022, Drama Turki Zalim dan Drama Korea Oh My Venus
5. Rajaban
Rajaban dilakukan oleh masyarakat Cirebon. Rajaban merupakan kunjungan ke makam para wali. Tradisi ini dilakukan dengan mengunjungi makam Plangon tempat tokoh penyiaran islam di Cirebon. Yakni Pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan.***